er

Panas hari menyelimuti desa Suka Senang. Tiga saudara kembar SMA yaitu Andri. Indra, dan Randi dengan langkah cepat mereka pulang menuju rumahnya, karena panas teriknya menusuk hingga ke tulang. Mereka adalah anak yatim piatu yang prematur dan sekarang tinggal bersama neneknya. Keluarga mereka sangat sederhana. Diperjalanan pulang mereka berhenti sejenak di dekat pos satpam gudang berkas barang. Ternyata di posnya ada Pak Anto sedang berjaga di pos, dia pun menyapa mereka. “Eh, ada anak-anak kembar? Baru pulang sekolah ya?” kata Pak Anto “Iya pak panas banget, untung panasnya gak nusuk ke hati tapi ke tulang pak, hahaha” kata Andri sambil tertawa. “Anak-anak sekarang bener-bener pada lebay ya?” Jelas Pak Anto kemudian. “Masa sih pak? Emang bapa tau arti lebay? Indra gak tau arti lebay pak” tanya Indra sok tidak tahu. “Masa sih kamu gak tahu lebay? Orang kamu kerjaanya lebay terus di kelas tuh” ujar Randi. “Yeh,bukannya ngebelain, malah jadi lawan, hahaha.” Jawab Indra. “Sudah-sudah jangan ribut siang bolong kaya gini jangan ribut. Mendingan kalian cepat pulang sana, nenek kalian udah nunggu tuh. Jam setengah tiga gini baru pulang, orang temen-temen kalian pulang jam setengah satu” jawab pak Anto kegerahan. “Iya. Siap pak!” Randi, Andri, dan Indra menjawab dengan gaya polisi lebay. Karena perut mereka sudah keroncongan, dengan lari yang cepat mereka pun sampai pulang di rumah. Neneknya meninggalkan secuil kertas di depan pintu rumah. “Dra, Itu apa?” tanya Andri. “Gak tahu tuh, bacain Randi” jawab Indra kecapean. “oh, ini pesan, dari nenek, katanya nenek lagi di rumah Mpok Minah, mungkin pulangnya besok, karena Mpok Minahnya lagi sakit” kata Randi sambil baca. “Mpok Minah yang di Desa Suka Mulya itu Dri? Yah, kan jauh, naik angkot kesana juga sampe lima kali naik. Terus kita makan sama apa?” jawab Indra kebingungan. “Kata nenek, nenek udah siapin nuggett di tudung sajji katanya, sama makanan ringan biar kita betah di rumah” Jawab Randi. “Udah lah, jangan basa basi, udah kehausan nih, buka tuh pintunya,”Andri kehausan. Mereka pun masuk rumah dengan aroma bau keringat yang tak sedap. Sesudah itu mereka mandi, dan solat Ashar berjamaah. Tiga saudara itu merasa bosan tinggal diam terus di rumah. Mereka pun akhirnya tidak mematuhi pesan neneknya. Pintu rumah yang harusnya mereka kunci pun, tidak di kunci karena lupa akan kebosanan. Mereka pun pergi ke pos satpam yang tadi mereka singgahi. “Eh, kita bertemu lagi” jawab Pak Anto dengan tersenyum. “Ada apa emang pak?” Randi keheranan. “Enggak kok” jawab pak Anto. “Tungguin pos satpam ini ya? Bapak mau solat dulu sebentar, oke? Jawab pak Anto sambil berjalan menuju mesjid. “Eh, tapi pak? Yah, dia udah jauh. Terpaksa deh kita nunggu.” Ujar Indra. Tiga jam kemudian, pak Anto datang, dan tiga anak kembar itu bosan karena ditinggalkan di pos satpam. “Pak? Kok lama banget sih solatnya? Perasaan solatnya tiga tahun apa tiga jam” Indra menyindir. “Orang bapak solat kok...” Jawab Pak Anto dengan gugup. “Loh kok bapak kaya yang aneh? Emang ada apa pak? Santai aja kali pak?” Andri keheranan. “Kalian pulang sana, cepet! Udah magrib nih!” Jawab Pak Anto dengan marah. Terus anak-anak itu pun pulang kembali. Dengan langkah gontai mereka pun pulang sambil menyanyikan lagu ST12. Sesampainya di rumah barang-barang seperti TV, dan Radio pun Hilang tanpa jejak. “Loh kok pintu gak di kunci? Jangan-jangan kita lupa kali ya? Yuk kita masuk dulu” kata Randi sambil keheranan. Mereka pun Masuk kedalam rumah. “Waduh?! Kok TV sama Radio hilang?” Kata Randi sambil panik. “Wah, bisa-bisa nenek marah beneran.” Ujar Andri sambil bingung. “Siapa sih yang tadi pegang kunci? Itu pintu kok bisa sampe gak di kunci?!” Kata Indra sambil emosi. “Eh, biasa aja kali ngomongnya. Emang emosi bisa selesai masalah ini? Gak kan?” Kata Andri. “Randi Curiga sama gelagat kelakuannya Pak Anto tadi” Ujar Randi. “Emang kenapa Ran? Perasaan gak apa-apa kok?” jawab Indra. “Dia itu pasti tau kalau tadi kita itu pergi gak bawa kunci rumah” kata Randi. “Sekarang gini aja, kebetulan nih sekarang akhir bulan malam minggu, yang jaga pos satpam sekarang kan Bang Joni. Kan biasanya Pak Anto suka pulang Kampung” kata Andri. “Dari mana kamu tahu Dri?” jawab Randri. “Biasa juga kan gitu?” Kalian juga tahu kan?” Kata Andri. Ya udah, entar kita mata-matai dia, siapa tahu dia bawa TV sama Radio ke kampungnya..” kata Indra. Mereka pun beristirahat dahulu, lalu menunggu jam tujuh malam untuk memata-matai Pak Anto. Mereka pun pergi ke Gudang berkas itu, dan bersembunyi untuk menunggu Pak Anto keluar. Randi, Andri, dan Indra melihat Pak Anto membawa TV dan Radio beserta koper yang mungkin berisi baju-baju Pak Anto. Pak Anto memanggil tukang becak yang terdekat dari pos satpam. Dia pun menaiki Becak itu. Kami pun mengejar Pak Anto dan kami menangkapnya. “Pak Becak berhenti!!!” Indra berteriak. Becak pun berhenti dan Pak Anto berusaha melarikan diri. Mereka pun mengejarnya, hingga ke perkebunan pun mereka kejar. Karena Pak Anto sudah tua, lari dia pun semakin lama semakin lambat hingga dia capek dan berhenti berlari. Dia pun menyerah. Mereka pun menyergapnya. “Heh Pak Anto! Kenapa anda melakukan hal seperti itu, mendingan nyerah aja deh!” Kata Indra dengan emosi. “Iya bapa maaf gak akan ngulangin lagi perbuatan itu lagi sumpah!” kata Pak Anto “Jika bapa mencuri lagi kami akan melaporkannya ke polisi!” kata Randi “Iya iya bapa gak akan ngulangin lagi” kata Pak Anto dengan menyesal. Tiga bersaudara kembar itu pun pulang ke rumah membawa TV dan radio ke rumahnya lagi. Dan keesokan harinya pun Anto tidak berkerjalagi di pos satpam itu. Bang Joni mengatakan bahwa Pak Anto pindah kerja di boyolali. Nenek Mereka pun pulang. Randi, Indra, dan Andri pun senang bisa bertemu lagi bersama neneknya, dan mereka pun berjanji tidak akan mengatakan hal pencurian itu lagi . [TO BE CONTINUED]

sumber:
Coretan Getepe [βeta Version]: Satpam Maling Barang Elektronik Buat Pulang Kampun...

Judul: Satpam Maling Barang Elektronik Buat Pulang Kampung; Ditulis oleh Unknown; Rating Blog: 5 dari 5

0 comments:

Post a Comment

Copyright © 2012 INKOR / Template by : Urang-kurai