Assalamu’alaikum Warah matullahi Wabarakatuh
ألحمد
الله رب العالمين وبه نستعينو علي أمر دنيا ودين وعلي أله وصحبه وسلم
Alhamdulillahirobbil’alamin, Puji syukur kita panjatkan kehadirat
illahi robbi, solawat beserta salam kita haturkan kepada baginda alam Nabi
Muhammad SAW, karena atas keridhoan-Nya saya bisa menulis pidato ini.
Berdirinya menulisnya saya disini, saya akan menyampaikan pidato
tentang “memaafkan” Qoolallahu ta’ala fil qur’anil kariim.
فَبِمَا رَحۡمَةٍ۬ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡۖ وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ
ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّواْ مِنۡ حَوۡلِكَۖ فَٱعۡفُ
عَنۡہُمۡ
وَٱسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ وَشَاوِرۡهُمۡفِى ٱلۡأَمۡرِۖ فَإِذَا عَزَمۡتَ فَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ
يُحِبُ
ٱلۡمُتَوَكِّلِينَ
Dalam
ayat tersebut dijelaskan banyak poin-poin penting diantaranya yaitu bersikap
lemah lembut, memberi maaf, dan bertawakal kepada Allah SWT.
Banyak
kisah Nabi Muhammad SAW yang mengisahkan tentang sifat kemaafannya, beliau
merupakan salah satu tokoh yang paling tersorot tentang kebaikannya. Contohnya,
diceritakan dalam kisah ketika perang uhud, sebagian kaum muslimin pada
peperangan uhud menderita kekalahan, tetapi beliau tetap bersikap lemah lembut
dan tidak marah terhadap yang melanggar itu, bahkan memaafkannya, dan memohon
untuk mereka diampuni oleh Allah SWT.
Dari
kisah diatas kita dapat teladani bahwasannya dari memaafkan banyak sekali
terdapat nikmat dan keberkahan, buakan hanya secara dzohir, secara kasat mata
juga sudah dicata oleh Allah tentang kebaikan yang telah kita lakukan.
Dalam
Hadist diterangkan : “tidaklah Allah memberi tamabahan kepada seorang hamba
yang suka memberi maaf melainkan kemuliaan”( HR. Muslim )
Dari
memaafkan juga kita mendapat kemuliaan dari Allah SWT, mulia disini kita bisa
dihormati oleh manusia, baik dimuliakan secara moral maupun materi dengan saling
memaafkan orang lain menjadi terbuka dan tidak sungkan. Memang memaafkan itu
sangat sulit, tapi usahakan lah permudah memberi maaf, karena maaf tidak
memandang derajat, tahta maupun martabat.
0 comments:
Post a Comment